WELCOME TO MY SITE

Kopi Si Pencegah Kanker

INILAH.COM, Jakarta - Sebuah penelitian baru menunjukkan, mengonsumsi lima cangkir kopi sehari dapat melindungi Anda dari serangan agresif kanker payudara. Benarkah?
Seperti diketahui, kanker payudara tidak bereaksi terhadap berbagai obat, karenanya kemoterapi sering kali menjadi satu-satunya pilihan. Kemoterapi ditakuti lantaran wanita tidak ingin penampilannya berubah buruk, misalnya risiko rambut rontok.

Para peneliti menyebutkan, mereka yang secara teratur menikmati minuman panas jauh lebih
kecil kemungkinannya terkena estrogen reseptor kanker payudara negatif, terutama jika mereka minum lima cangkir atau lebih kopi dalam sehari.

Dalam studi itu, para ahli dari Institut Karolinska di Stockholm menemukan peminum kopi memiliki insiden lebih rendah dari kanker payudara dibandingkan perempuan yang jarang minum minuman. Mereka menganalisis data dari hampir 6.000 wanita yang melewati menopause.

Para wanita yang minum lima cangkir atau lebih sehari memiliki tingkat penurunan risiko kanker payudara 57% dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari.

Berdasarkan laporan dalam jurnal Breast Cancer Research, para ilmuwan menyimpulkan bahwa tingginya tingkat asupan kopi per hari sangat terkait dengan penurunan signifikan secara statistik pada kanker payudara estrogen-reseptor negatif di kalangan perempuan pasca menopause.

Seperti dilansir Dailymail, para penulis juga menemukan sedikit penurunan risiko pada semua jenis kanker payudara. Walaupun kaitan ini tidak cukup signifikan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor lain seperti usia dan berat badan yang harus turut diperhitungkan.

Para peneliti menduga kopi mengandung senyawa yang memengaruhi berbagai jenis kanker payudara dengan cara berbeda. Hal ini cocok dengan temuan bahwa minum kopi dapat mengurangi risiko kanker payudara secara keseluruhan, meskipun para ahli mengatakan studi lebih lanjut tetap diperlukan.
[..]

Lidah Yang Menggangu Komunikasi

COLORADO - Seorang profesor mengatakan bahwa jilatan api Matahari terbesar terjadi dalam sebuah badai angkasa terbesar pada 15 Februari silam, setidaknya dalam waktu empat tahun terakhir dan telah mengganggu beberapa jalur komunikasi di Bumi.

Profesor Daniel Baker dari University of Colorado Boulder, seorang ahli cuaca angkasa, mengatakan kalau badai angkasa sangat mempengaruhi jalur komunikasi di Bumi. Demikian seperti yang dikutip dari Cellular News, Jumat (25/2/2011).
"Jilatan api yang diklasifikasikan sebagai Class X pada kejadian tanggal 15 Februari telah memuntahkan miliaran ton partikel ke Bumi yang disebut sebagai 'penyemburan koronal massal' dan memicu badai geomagnetik di ladang magnetik di Bumi," ujar Profesor Baker.

Penyemburan energi dalam skala besar tersebut dapat menyebabkan berbagai variasi masalah sosioekonomik dan keamanan mulai dari kekacauan sistem navigasi udara.

"Matahari kembali hidup. Karena selama beberapa tahun terakhir aktivitas matahari selalu 'diam'," jelas Profesor Baker.

"Dari sudut pandangan ilmuwan, jilatan api Class X, adalah jilatan api matahari yang paling kuat," ungkap Profesor Baker

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), beberapa lagi penyemburan koronal massal akan mencapai atmosfir Bumi dalam kurun waktu dua hari ke depan.

"Ketergantungan manusia akan teknologi membuat masyarakat menjadi lebih rentan akan efek cuaca angkasa. Akan tetapi para ilmuwan kini telah membuat beberapa langkah postif terhadap fenomena ini," kata Profesor Baker.

"Akan sangat menarik melihat bagaimana sistem teknologi manusia akan bertahan terhadap kerasnya cuaca angkasa, dan bisa membangun teknologi komunikasi yang kuat, sebagaimana aktivitas matahari akan kembali meningkat," tutup Profesor Baker.
[..]

Lebih Pintar Otak Kecil

WASHINGTON - Otak manusia telah mengalami penyusutan selama 30 ribu tahun terakhir. Namun penyusutan ini dianggap memberikan sisi positif, yaitu membuat manusia lebih pintar.

Dilansir melalui Straits Times, Minggu (6/2/2011), para peneliti percaya jika otak manusia yang menyusut akan membuat manusia justru lebih pintar. Pasalnya, menurut peneliti, evolusi otak itu akan membuat gerak otak semakin ringan dan lebih efisien.

Peneliti percaya jika rata-rata ukuran otak manusia modern (homo sapiens) telah menyusut sebanyak 10 persen, dari 1.500 ke hanya 1.359 sentimeter kubik, sepanjang puluhan ribu tahun itu. Ukuran otak manusia sekarang hampir sama dengan besar bola tenis.

Otak wanita, menurut peneliti, memiliki kadar penyusutan yang sama. Namun sejak awal memang rata-rata ukuran otak wanita lebih kecil ketimbang laki-laki. Pengukuran ini mengambil contoh tengkorak kepala yang ditemukan di Eropa, Timur Tengah dan Asia.

"Saya menyebutnya penyusutan besar dalam waktu cepat," ujar John Hawks dari University of Michigan. Namun para antropolog menegaskan bahwa penyusutan otak adalah hal yang tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya manusia semakin kuat dan besar maka semakin besar tenaga pengendali yang dibutuhkan oleh otak.

Manusia Neanderthal, sepupu Homo Sapiens yang menghilang sejak 30 milenium lalu tanpa diketahui jejak dan sebabnya, dipercaya memiliki otak yang lebih masif dan besar. Sedangkan manusia Cro-Magnon, yang sempat meninggalkan jejak peradaban dengan gambar-gambar di gua sekira 17 ribu tahun lalu, dianggap sebagai Homo sapiens dengan ukuran otak yang cukup besar. Tidak heran jika kemudian mereka lebih kuat ketimbang keturunan lainnya.

Profesor psikologi dari University of Missouri, David Geary, mengatakan jika penyusutan ini merupakan salah satu cara untuk bisa bertahan di lingkungan yang ada. Dirinya diketahui telah meneliti evolusi tengkorak, dari sekira 1,9 juta hingga 10 ribu tahun lalu, dimana leluhur dan saudara manusia telah hidup di lingkungan sosial yang cukup kompleks
[..]